Sabtu, 04 Desember 2010

Kung Fu Naga Mas (Salah Satu Pendiri Wushu Indonesia)


Tiga (3) Perguruan Kung Fu  Pendiri Wushu Indonesia
  • Majalah Tempo 28 November 1992
DI SEA Games Manila, Desember tahun lalu, posisi Indonesia sebagai pemegang gelar juara umum hampir saja diserobot tuan rumah. Hanya berselisih satu emas saja. Apa kehebatan Filipina? Wushu. Tuan rumah memborong emas di cabang ini, Indonesia tak bisa berbuat apa-apa karena memang tak mengirimkan atlet wushu. Sepulang dari Manila, tekad membentuk cabang wushu dicanangkan. Tapi, karena ada kerepotan olimpiade, niat itu tertunda-tunda. Baru terwujud Selasa pekan lalu dengan terbentuknya Pengurus Besar Wushu dengan ketua Umum Kolonel (CPM) I.G.K. Manila. Begitu organisasi ini lahir, sudah ada 20 perguruan silat yang mendaftar menjadi anggota, tiga di antaranya -- Toya Mas, Naga Mas, dan Gerak Langit -- hengkang dari IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). "Sebagai perguruan kung fu, bergabung ke PB Wushu, rasanya lebih cocok," kata Adi Suta Utara, ketua dewan guru Toya Mas. Apa itu wushu? Olah raga yang tergolong silat ini adalah seni bela diri tradisional Cina, yang kini merebak ke berbagai penjuru dunia. Jika Anda suka menonton film-film Bruce Lee, gedebak-gedebuk di sana yang oleh orang awam biasanya disebut kungfu, nah, itulah sebenarnya wushu. Jadi sebutan kung fu itu salah kaprah. Sebutan kungfu yang benar adalah jika ilmu wushunya sedemikian tinggi sehingga dianggap sudah mumpuni. Yang jelas, kungfu adalah tingkatan keahlian dalam olah raga wushu. Ketika PB Wushu diresmikan, pekan lalu, film-film mengenai wushu diperagakan. Antara lain ada empat orang laki-laki secara berlapis tidur beralaskan papan berpaku. Pada bagian atasnya ditempatkan sebuah papan beton selebar satu meter dengan ketebalan 20 sentimeter. Kemudian seseorang menggodam beton itu dengan martil besar. Braak! Beton pecah berantakan. Keempat lelaki itu tak apa-apa. Di adegan lain seseorang digebuki perutnya dengan sebatang bambu, juga tanpa keluhan. Lalu seseorang yang lain lagi dilindas dengan mobil yang berpenumpang penuh, tidak pula remuk. Mereka itu adalah atlet wushu yang sudah menguasai tenaga dalam dengan tingkat kungfu. PB Wushu belum menjadi anggota KONI, karena masih harus membentuk pengurus di berbagai daerah. Tetapi target sudah ditetapkan. Di SEA Games Singapura, tahun depan, PB Wushu menargetkan 2 emas dari 14 emas yang diperebutkan. Tentang target Asian Games belum ditentukan. Dari 20 perguruan yang sudah menjadi anggota PB Wushu ada 150 atlet. Jumlah ini akan diperas lagi menjadi 28 atlet untuk segera dipelatnaskan. Pelatih pria asal Cina, Deng Changli, 52 tahun, dan pelatih wanita juga dari Cina, Wang Donglian, 30 tahun, sudah dikontak untuk segera tiba Desember mendatang. Kehebatan Changli, kabarnya, pada nomor pedang, golok, dan tongkat. Ia jadi pelatih di Provinsi Sichuan sejak 1976, dan telah melahirkan wushuwan tingkat nasional Cina. Sedangkan Donglian mahir nomor chang quan, tinju xingyi, cha boxing, fanzi boxing, dan permainan pedang. Nomor yang dipertandingkan dalam SEA Games tahun depan adalah taichi, nan quan (gerakan selatan), chang quan (gerakan utara), pedang, golok, toya, dan tombak. Semua dengan standar internasional, untuk putra dan putri. Atlet hanya bermain secara tunggal, tidak ada kontak langsung dengan musuh. Yang dinilai antara lain gerakan, tenaga, gaya, semangat, dan kerapian. Perguruan Toya Mas -- berdiri sejak 1960 -- mengaku tak sulit menyerap standar permainan wushu internasional yang dipertandingkan di SEA Games mendatang. Keyakinan ini muncul setelah dewan gurunya, Adi Suta Utara, menerima buku petunjuk pertandingan dari I.G.K. Manila. "Saya akan ajari murid saya dengan gerakan-gerakan tersebut," kata Adi. Dengan bekal gerak dasar "monyet besar" dan nomor andalan toya dan pedang, perguruan ini yakin akan berbicara. Sementara itu, ketua bidang perwasitan/kepelatihan PB Wushu, Dyon Soenharjo, juga optimistis Indonesia bisa berbicara di SEA Games mendatang. "Untuk kelas taichi, rasanya Indonesia bisa disejajarkan dengan peserta lain," katanya. Optimisme ini muncul karena taichi sudah mulai berkembang di sini sejak tahun 1950-an. Bahkan, tahun 1988, Indonesia pernah mengikuti kejuaraan taichi internasional di Jepang dan meraih dua penghargaan. Untuk taichi, waktu pertandingan sekitar 5-6 menit. Sedangkan nomor lainnya hanya sekitar 80 detik. Meski begitu, tidak berarti yang pendek waktunya lebih ringan. Bayangkan, "Hanya sekali mengambil napas, tapi dipakai untuk tiga kali gerakan. Itu dilakukan berulang kali," kata Dyon. Biasanya, kata Dyon, atlet berstamina jelek akan mantap pada pukulan awal, tapi menurun pada pukulan akhir. Adakah kehadiran PB Wushu ini akan memukul IPSI? Bisa jadi, apalagi pencak silat tampaknya sulit dipertandingkan di tingkat internasional. Bahkan untuk SEA Games pun pencak silat sulit tembus. Namun kehadiran PB Wushu tak membuat pengurus PB IPSI kesal. "Tidak benar kalau saya keki. Kalau mau masuk PB Wushu, silakan. Mau masuk silat Indonesia, ya, kami senang juga. Kebudayaan luar masuk ke Indonesia, juga silakan saja. Asalkan dia tidak mengganggu," kata Ketua Umum PB IPSI Eddie Mardjuki Nalapraya. Hijrahnya tiga anggota IPSI ke PB Wushu juga bukan soal besar. "Kami kan tidak bisa bilang apa-apa kalau mereka mau keluar," kata Eddie. "Tiga perguruan tadi belum seberapa dibandingkan dengan ribuan perguruan silat yang telah menjadi anggota IPSI. Kami tak akan terganggu," kata Eddie dengan tegas. Widi Yarmanto dan Iwan Q. Himawan